Tuesday, January 1, 2013

ORIENTALISME DAN ISLAM DI INDONESIA

Pendahuluan
Banyak sekali kaum orientalisme yang memberikan pandangan mereka terhadap Islam di Indonesia, banyak diantara mereka yang teranga-terangan mencela dan menjelekkan ummat Islam, tapi ada pula yang memuji Islam. Pada kesempatan kali saya memncoba menjelaskan salah seorang Orientalisme yang berasal dari belanda yaitu: Dr. Christian Snouck Hurgronje. Yang pernah menjadi polemic yang besar dan kegoncangan di kalangan ummat Islam Indonesia. Dan juga pada kesempatan ini saya akan mencoba membahas sedikit pandangan kaum orientalisme yang cukup membuat umat islam kelabakan.

Dr. Christian Snouck Hurgronje dan pandangan tentangnya
Di Indonesia pernah terjadi semacam kegoncangan di kalangan umat Islam yang banyak memperhatikan seluk beluk nasib umat. Pada tahun 1985 Prof. Dr. HM. Rasjidi yang dikenal sangat vokal terhadap pemikiran Barat walaupun beliau alumni Barat, dan vokal pula dalam hal kristenisasi, namun justru beliau jelas-jelas mengemukakan bahwa Dr. Christian Snouck Hurgronje itu teman umat Islam Indonesa. Beliau menyalahkan muslimin pada umumnya yang menganggap Snouck itu musuh, karena menurut beliau, Muslimin pada umumnya tidak membaca karya-karya orientalisme. Justru Snouck menurut HM. Rasjidi, pernah berpolemik dengan anggota parlemen Belanda, karena Snouck tak membolehkan orang Islam di Indonesia untuk dikristenkan.

Berikut ini pendapat HM. Rasjidi yang dituangkan H. Subagijo AN dalam biografi HM. Rasjidi:

Tiap kali Rasjidi mengamati kepribadian Massignon, tiap kali pula dia teringat tokoh di negaranya sendiri, Dr. Crhistian Snouck Hurgronje, seorang orientalis besar pada zamannya. Oleh kebanyakan orang di Indonesia, Snouck Horgronje dianggap sebagai kaki tangan kaum imperalis, alat kaum penjajah, sehingga segala ulah dan sikapnya dinilai sangat menguntungkan kolonialis Belanda semata. Namun bagi Rasjidi, figur Snouck Hurgronje justeru merupakan teman umat Islam Indonesia. Penilaian keliru terhadap Snouck itu, menurut Rasjidi disebabkan karena pada umumnya orang belum pernah membaca buku-buku karya orientalis tadi secara lengkap dan teliti. Sebagai cendekiawan yang sudah membaca seluruh karya Snouck Hurgronje secara tuntas, Rasjidi sampai pada kesimpulan, bahwa doktor tersebut pada hakekatnya adalah teman umat Islam Indonesia.

Dr. Snouck, di kalangan orang Belanda sendiri dikenal sebagai seorang yang anti zending dan anti missi. Snouck pernah berpolemik dengan anggota parlemen Belanda yang menaruh simpati pada gereja. Ujar sang anggota parlemen, “Kami ini tidak mengkristenkan orang Islam. Yang kami kristenkan adalah orang-orang jawa yang tidak bersembahyang, Yang tidak membaca Al-Qur’an, yang hanya bisa mengucapkan syahadat pada waktu akan nikah saja.”
Ucapan itu ditanggapi Snouck dengan tegas jelas: “Kalau Anda sudah tahu bahwa orang Jawa mengaku Islam, itu sudah cukup. Bahwa mereka tidak mendirikan shalat, tidak paham bahasa Arab, itu sama sekali tidak mengurangi sifat keislamannya. Anda sendiri yang mengaku umat kristen, apakah semua juga pernah membaca Injil? Dan juga pergi ke Gereja dengan teratur? Dan bila di dalam Injil disebutkan: Bila diminta bajunya, hendaknya Anda kasihkan jubahnya, apakah Anda pernah memberi jubah yang diminta orang lain?”

Demikian antara lain polemik antara Dr. Snouck Hurgronje dengan anggota parlemen Belanda yang membawakan suara kaum gerejani.            
               
Apa yang dikemukakan Dr. HM. Rasjidi itu tidak bisa dijadikan landasan bahwa Snouck Hurgrunje tidak menginginkan umat Islam Indonesia jadi Kristen. Justru maksud dan tujuannya hampir sama dengan missionaris, hanya saja cara mengkristenkannya itu bukan lewat kristenisasi model missionaris, namun lewat  budaya, agar umat Islam tergiring tanpa terasa. Kalau model missionaris, menurut pandangan Snouck, justru  akan terjadi  reaksi dari umat Islam, hingga apa yang dituju, yaitu  pengkristenan itu sendiri tidak akan tercapai.
Cara yang ditempuh Snouck itu bisa dibuktikan dengan apa yang ditulis oleh para peneliti sebagai berikut.

Deliar Noer menulis:
Asosiasi sebagai kebijaksanaan yang diperjuangkan ilmuwan Belanda Christian Snouck Hurgronje, mendapat tempat hanya pada beberapa gelintir orang Belanda dan Indonesia saja terutama mereka yang berafiliasi dengan perkumpulan Nederlandsch Indische Vrijzinningen Bond (Kesatuan Kaum Liberal Hindia Belanda).

Lanjut Deliar, yang dipersoalkan oleh Snouck Hurgronje ialah bagaimana menghadapi soal Islam. Hal ini mudah dipahami karena Islam telah memperlihatkan semangat perjuangannya di Indonesia dalam bentuk pemberontakan dan perlawanan terhadap penetrasi Belanda di berbagai wilayah negeri ini. Snouck Hurgronje mengamati bahwa walaupun Islam di Indonesia banyak tertutup oleh lapisan kepercayaan lain seperti kepercayaan animisme dan Hindu, orang-orang Islam di negeri ini pada waktu itu menganggap agama mereka sebagai alat pengikat yang kuat yang membedakan mereka dari orang-orang yang bukan Islam yang mereka anggap sebagai “orang asing”. Walaupun begitu, demikian Snouck Hurgronje, orang Islam di Indonesia lebih memperhatikan persoalan Islam sebagai agama dalam pengertian yang sempit (seperti perkawinan, hubungan keluarga, peraturan berkenaan dengan waris) sedangkan aspek politik dan sosial dari agama Islam kurang mendapat perhatian.
Snouck Hurgronje menasehatkan pemerintah Belanda agar memberikan perhatian yang sangat kepada pendidikan dan pengajaran orang Islam Indonesia tanpa menghubungkannya dengan persoalan pengkristenan. Cara ini, katanya, akan “memajukan (meng-emansipasi)” mereka “dari sistem Islam”. Cara ini akan menyampaikan orang Indonesia untuk menerima kebudayaan Belanda, yaitu kebudayaan Barat, dan menumbuhkan pula pengertian yang lebih baik di antara mereka terhadap orang-orang Belanda.
Katanya lagi, adalah dia dalam ”asosiasi penduduk pribumi dengan kebudayaan kita (Belanda) terletak pemecahan persoalan Islam”. Cara ini akan “menghapuskan perbedaan yang dijumpai dalam aspek politik dan sosial karena kepercayaan agama (yang berbeda)”.
Hurgronje menambahkan lagi bahwa asosiasi itu akan “menghilangkan cita-cita pan-Islam dari segala kekuatannya.” Secara tak langsung cara tersebut akan bermanfaat bagi penyebaran agama Kristen sendiri, katanya lagi, sebab pelaksanaan politik asosiasi itu akhirnya akan memudahkan pekerjaan missi, oleh sebab missi akan “dapat lebih menumbuhkan pengertian pada kalangan penduduk pribumi yang telah kena asosiasi itu terhadap mereka.”
Tetapi Politik Etis tidaklah sesabar Snouck Hurgronje dalam hal pengkristenan. Politik Etis tidak mengendurkan kegiatan missionaris agar memberi jalan bagi proses asosiasi seperti yang disarankan ilmuwan Belanda tersebut. Dalam hubungan ini pernyataan kerajaan Belanda dalam tahun 1901 yang memperkenalkan Politik Etis itu merupakan suatu bukti nyata:
Sebagai bangsa Kristen, Belanda mempunyai kewajiban untuk memperbaiki keadaan orang-orang Kristen pribumi di daerah kepulauan Nusantara, memberikan bantuan lebih banyak kepada kegiatan missi Kristen, dan memberikan penerangan kepada segenap petugas bahwa Belanda mempunyai kewajiban moril terhadap penduduk wilayah itu.
Jadi persoalannya jelas, bukan karena  Snouck tak membolehkan pengkristenan umat Islam di Indonesia, namun hanya beda cara antara Snouck dengan pemerintahan penjajah Belanda. Sedangkan missionaris pun didatangkan secara resmi oleh pemerintahan Belanda, ditambah pula dana yang jauh sangat berlipat-lipat dibanding terhadap Islam. Bisa disimak data berikut:

Subsidi dalam tahun (jumlah f)
---------------------------------------------------------------------------­--------
Agama              1936              1937                1938            1939
---------------------------------------------------------------------------­---------
Protestan        686.100             683.200         696.100        844.000
Katolik           286.500             290.700         296,400        335.700
Islam                  7.500                 7.500             7,500            7.600
___________________________________________________________ [1]
Setelah tergambar bahwa pengkristenan Indonesia oleh Belanda itu memang disengaja oleh penjajah Belanda, dan sebenarnya didukung pula oleh penasihat ahlinya yaitu Snouck Hurgronje hanya saja beda cara, maka sikap Snouck itu akan tampak lebih jelas lagi dalam data dan kemudian pernyataan Snouck Hurgronje sendiri. Berikut ini data sejarahnya.
Orientasi Snouck Hurgronje tampak jelas dalam bantahannya yang keras kepada Menteri Belanda, Lohman, dalam surat yang ditulisnya kepada menteri pada 19 Desember 1913. Surat-surat kabar memuat penjelasan menteri bahwa Snouck Hurgronje mendukung semboyan “Hindia Belanda (Nusantara) untuk pengikut-pengikut Muhammad (orang-orang Islam)”. Snouck Hurgronje menulis hal berikut ini:

“Saya amat bergembira sekiranya tanggung jawab kesalahpahaman ini terletak pada para redaktur surat kabar. Jika demikian, masalahnya menjadi mudah. Akan tetapi, jika yang terjadi ternyata para redaktur membuat tulisan itu berdasarkan ucapan Anda, maka saya bertanya kepada Anda dengan penuh sopan. Anda mesti memberitahukan saya, yang mana dari tulisan-tulisan saya yang tidak sedikit membahas Islam di Hindia Belanda yang membuat Anda salah paham tersebut? Barangkali Anda tidak tahu bahwa saya tanpa kepentingan pribadi, telah memberikan andil dalam pengkaderan para missionaris di Rotterdam. Karena ceramah-ceramah saya tentang Belanda dan Islam, saya menerima surat-surat penghargaan yang dikirim kepada saya secara langsung oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, direktur Misi Kristenisasi, dan misionaris Adriani, dan dari Albert Kruyt, mantan Konsul di Jeddah. Mereka semua sudah menjalin hubungan persahabatan dengan saya sejak 25 tahun yang lalu. Karena itu, saya berhak menuntut agar jangan menilai kecuali pada apa yang saya katakan atau yang saya tulis sendiri. Yang saya inginkan, agar mereka yang tidak menguasai persoalan hendaklah berdiam diri dan tidak berbicara tentang saya, dan tentang pekerjaan saya dalam pertemuan-pertemuan orang banyak.”  

Dari perasaan superioritas itulah, Snouck Hurgronje menyerang syari’at, karena seperti para orientalis lain pada masanya, dia percaya bahwa “kebudayaan Eropa” tidak mungkin memberantas “orang-orang bodoh Muslim”, kecuali jika mereka melepaskan diri dari agama “reaksioner”. Karena itu, dia tidak bersemangat atas pengiriman misi pekabaran Injil. Pada waktu yang sama, dia tidak memberi perintah untuk melarang pengiriman misi ke Hindia Belanda, kecuali jika mayoritas penduduknya menganut Islam, mereka diperintahkan menjalankan muslihat dan bujuk rayu. Di samping itu, dia pun menggalakkan pembukaan sekolah-sekolah  misi dengan harapan agar penganut Islam secara berangsur  beralih ke agama Kristen.    

Serangan kaum orientalsime terhadap Islam dan sanggahannya
Ketika Orde Baru jaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku "Fakta dan Data" tentang kristenisasi di Indonesia oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak
terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan kristenisasi bergerilya dengan kedok  "dakwah ukhuwwah" dan "shirathal mustaqim" secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang
dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama  Winangun alias H. Amos.
Mereka telah mengeluarkan beberapa buku diantaranya:
1. Upacara Jama`ah Haji
2. Ayat-ayat yang menyelamatkan
3. Isa `alaihis salam dalam pandangan Islam
4. Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
5. Membina kerukunan umat beragama
6. Rahasia jalan ke surga
7. Siapakah yang bernama Allah itu?

Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas diantaranya:
Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup, Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Qur`an kitab suci orang Arab dan Nabi Muhammad saw adalah nabi untuk orang Arab yang mengajarkan penyembahan berhala dan tidak akan selamat di akhirat, Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad),  Waktu sholat sangat kacau dan Al-Qur`an tidak relevan, Nabi Muhammad saw memperkosa gadis dibawah umur,  Al-Qur`an untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa, Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wa ta`ala,  Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen, Nabi Muhammad saw wafat mewariskan kitab Injil, Khadijah, istri Nabi Muhammad saw beragama kristen

Sanggahan terhadap tuduhan-tuduhan keji tersebut :
Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang Kristen. Namun itu perintah langsung dari Allah swt yang artinya:"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini".(Q.S. At-Taubah: 28). Tuduhan itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji dan tidak tertutup.


Nabi Muhammad saw dituduh hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat, karena Allah swt telah menegaskan dalam Al-Qur`an yang artinya: "Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam". (Q.S. Al-Anbiya:107). "Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Q.S.Saba`:28). "Al-Qur`an adalah suatu peringatan untuk semesta alam." (Q.S. At-Takwir 27 dan Al-Qalam 52). "Dan Kami turunkan Al-Qur`an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir." (Q.S. An-Nahl 44). "Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha mengetahui segala
sesuatu." (Q.S. Al-Ahzab 40)

Tuduhan tentang Nabi Muhammad saw tidak selamat di akhirat, maka harus dibacakan sholawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang meninggal dunia pasti selamat akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap disholati dan didoakan. Orang yang mensholati, mendoakan dan menguburkan mayit bayi ini akan mendapat pahala. Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi saw, yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama maupun akal yang mau menerimanya.

Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhori tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen
bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor 832, terjemahnya:
"Dari Ibnu `Abbas ra katanya: "Ketika Rasulullah saw mula-mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah saw bersabda: "Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak". Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau saw sholat di dalamnya". (Shahih Bukhari No. 832)

Tuduhan tentang waktu sholat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S. Al-Isra 78 dan Q.S. Hud 114, dibentrokkan dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa sholat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan `Isya.

Nabi Muhammad saw dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti `Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi saw setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta.

Penutup
Dr. Snouk banyak di anggap orang sebagai musuh dari Islam tapi ada sebagian pihak yang menganggap dia sebagai teman dari Islam, dan banyak juga serangan-serangan dari kaum Orientalisme terhadap ajaran Islam yang ada di Indonesia walau pada kenyatannya semua itu tidak benar adanya.
Demikianlah makalah ini kami buat, kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penyajian makalah ini. Dan kami mohon kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini untuk memperbaiki pada pembuatan
makalah kami yang selanjutnya.



Daftar Pusataka
  1. Aliran dan Paham Sesat di Indonesia”, Hartono Ahmad Jaiz, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Februari 2002.
  2. Muallaf Meluruskan Pendeta, H. Insan L.s. Mokoginta, Yayasan Muhtadin, Jakarta, 1998
  3. Muallaf Membimbing Pendeta ke Surga, H. Insan L.S. Mokoginta, Yayasan Muhtadin, Jakarta, 1998
  4. Pendeta menghujat, Muallaf meralat, H. Insan L.s. Mokoginta, FAKTA, Jakarta, 1999
  5. Islam dan Kristen di Indonesia, M. Natsir, Media Dakwah





[1] Sumber: Staatsblad 1936: No. 355 hlm. 25, 26; 1937 No. 410, hlm. 25,26; 1938: No. 511, hlm. 27,28; 1939: No. 593, hlm. 32, dikutip Deliar Noer, hlm. 39.          

No comments:

Post a Comment